Persepsinews.com, Samarinda – Aktivitas tambang ilegal yang merambah Kawasan Hutan Pendidikan Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda menuai kecaman keras dari mahasiswa. Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Mulawarman (BEM KM UNMUL) mendesak Polresta Samarinda segera bertindak tegas terhadap para pelaku yang merusak kawasan konservasi tersebut.
Presiden BEM KM UNMUL, M. Ilham Maulana, menyampaikan bahwa pihaknya menolak keras kegiatan pertambangan ilegal di kawasan hutan pendidikan. Menurutnya, kawasan ini bukan hanya hutan biasa, melainkan wilayah penting untuk riset dan pendidikan mahasiswa, khususnya dari Fakultas Kehutanan.
“Kawasan ini adalah ruang belajar, riset, dan konservasi. Jika dirusak, maka rusak pula masa depan pendidikan lingkungan di Kalimantan Timur,” tegas Ilham, Senin (7/4/2025).
Ilham menambahkan, Kalimantan sudah cukup rusak akibat eksploitasi tambang, dan tidak seharusnya kawasan akademik turut dijadikan sasaran eksploitasi sumber daya alam demi kepentingan ekonomi semata.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan BEM KM UNMUL, Christian Marcellino, mengungkap bahwa aktivitas tambang ilegal sudah terjadi sejak Agustus 2024. Bahkan, aktivitas tersebut telah menyebabkan kerusakan lingkungan serius, termasuk tanah longsor di sekitar area hutan.
“Teguran dari pihak pengelola hutan, yakni Fakultas Kehutanan (Fahutan) Unmul, tidak digubris. Justru pelaku kembali melakukan kegiatan tambang selama dua hari berturut-turut di lokasi yang sama,” ujar Christian.
Ia juga menegaskan bahwa Fahutan Unmul telah melaporkan kejadian ini ke Gakkum (Penegakan Hukum) KLHK, namun hingga kini belum ada tindakan berarti. Besok, 7 April 2025, pihak dekanat akan secara resmi mengirim surat ke instansi terkait untuk mendorong penanganan lebih lanjut.
“Kami bukan anti terhadap tambang, tapi kami menolak keras pembabatan kawasan hutan pendidikan yang dilakukan secara ilegal dan serakah,” pungkas Christian. (Red)
