Persepsinews, Samarinda – Nilai tukar petani (NTP) di Kalimantan Timur alami penurunan sebesar 1,21 persen menjadi 136,10 dibandingkan April pada Mei 2024.
NTP merupakan salah satu indikator yang berguna untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani karena mengukur kemampuan produk (komoditas) yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi (usaha) maupun untuk konsumsi rumah tangga petani.
Kepala Badan Pusat Statistik alias BPS Kaltim, Yusniar Juliana bilang penurunan NTP, yang merupakan indikator daya beli petani, disebabkan oleh penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 1,55 persen.
“Ada empat subsektor pertanian mengalami yang mengalami penurunan NTP, dengan subsektor tanaman pangan yang tercatat penurunan terbesar sebesar 1,84 persen dibawah subsektor hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, dan perikanan yang juga mengalami penurunan,” ungkap Yusniar di Kantornya (6/6/2024).
Disampaikan Yusniar, penurunan Nilai Tukar Petani ini diibaratkan dua sisi mata uang, di satu sisi mengindikasikan tantangan yang dihadapi petani dalam meningkatkan pendapatan.
“Di sisi lain, ini juga menjadi peluang untuk mengevaluasi dan meningkatkan efisiensi di sektor pertanian,” tegasnya.
Dalam skala nasional, dari 38 provinsi yang dihitung NTP-nya, 16 provinsi mengalami kenaikan sementara 22 provinsi mengalami penurunan. Kalimantan Timur mencatat penurunan terdalam di antara provinsi di Pulau Kalimantan. (Ozn)













