Persepsinews, Samarinda – Majelis Desa Adat Kabupaten Badung, Bali bersama Lembaga Adat Dayak Kenyah Kaltim (LADK-KT), Ikatan Cendekiawan Hindu Indonesia dan Puskor Hindunesia menggelar kegiatan silahturahmi bertempat di Lamin Adat Pemung Tawai, Desa Budaya Pampang, Samarinda.
Bendesa Adat Bali Kab. Badung I Nyoman Sujapa mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memperluas dan meningkatkan wawasan komunitas adat serta memupuk rasa persaudaraan di Nusantara hingga ke wilayah Kaltim seperti masyarakat Adat Dayak Kenyah.
Sujapa mengungkapkan, pihaknya juga ingin kedua adat ini bisa terus lestari sebagai aset negara ditengah pembangunan Ibu Kota Nusantara.
“Kita ingin memperluas wawasan diantara kawasan komunitas adat di Nusantara, akhirnya ini dapat bersilahturahmi dengan panglima, kepala suku adat di Kaltim khususnya Adat Dayak Kenyah, tujuannya selain menjalin persaudaraan, adat yang ada ini adalah bagian di Nusantara yang akan memperkaya aset negara, karna sudah di akui dalam UUD 45 pasal 18B tentang keberadaan desa adat, kita akan bangun unsur-unsur adat ini,” ungkap Sujapa (16/3/2024).
“Adanya ikn, kami dari majelis adat bali sangat mendukung, tentu juga negara akan memberikan fasilitas, perhatian agar adat yang tumbuh terutama bali dan Kalimantan Timur ini bisa dilestarikan dan diayomi dan diberikan tempat untuk berinovasi agar budaya ini bisa membantu menciptakan rasa berbangsa dan bernegara,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Adat Besar Lembaga Adat Dayak, Ajang Kedung menyambut baik kunjungan Majelis Desa Adat Bali. Ia berharap, kedua organisasi adat ini bisa terus berkembang dan dilestarikan kedepan.
Selain adat bali yang mendunia, Ajang Kedung mengatakan, banyak tradisi adat Dayak Kenya yang bisa dikembangkan seperti Uman Jenai yakni perayaan pergantian tahun Dayak Kenyah dan Mecaq Undat yang menjadi acara tahunan upacara Adat yang digelar oleh suku Dayak Kenyah untuk menyambut musim panen padi.
“Diantara dayak ini yang namanya Dayak Kenyah setiap desa itu ada balai desa di kelurahan pampang ini, disitu tempat melakukan event budaya seperti Uman Jenai yakni perayaan pergantian tahun Dayak Kenyah dan Mecaq Undat adalah acara tahunan upacara Adat yang digelar oleh suku Dayak Kenyah untuk menyambut musim panen padi,” tutur Ajang.
Kepala Adat Besar Lembaga Adat Dayak, Ajang Kedung menuturkan, ditengah pembangunan IKN saat ini diharapkan negara bisa mengakomodir aspirasi Dayak Kenyah untuk bisa dikembangkan di kanca nasional maupun internasional. Hal itu dilakukan melalui pelestarian adat hingga membangun sarana dan prasarana.
Untuk itu kedepan, pihaknya ingin menjalin komunikasi bersama pemerintah daerah untuk bisa melakukan upaya tindak lanjut pelestarian adat Dayak di Kalimantan Timur.
“Kalau kita bicara adat pasti prasaranannya, ada orangnya, ada wilayah, tinggal bagaimana negara mengakomodir aspirasi kita, membangun ciri khas kita, kita akan komunikasikan semoga pemerintah merespon baik,” tutupnya. (Ozn)