Persepsinews, Samarinda – Setelah sebelumnya Carbon Fund/Bank Dunia menyetujui untuk membayar penurunan emisi carbon Kaltim sebanyak 22 juta ton sebesar USD 110 juta, Bank Dunia sepakat akan kembali membayar sisa 10 juta ton CO2e dari total 32 juta ton yang dimiliki Kalimantan Timur.
Bahkan, harga jualnya akan lebih tinggi dari harga sebelumnya.
Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor mengungkapkan, setelah kembali melakukan pertemuan dengan bank dunia dan menjual sebanyak 22 juta ton CO2e dengan harga 5 dollar per metric ton. Kini bank dunia akan membeli 10 juta ton CO2e dengan harga USD 30 per matric ton.
Dengan begitu keuntungan yang bisa dihasilkan kaltim dalam penjualan tersebut mencapai USD 300 juta atau sebesar Rp 5,2 triliun.
“Itu dari hasil validasi 32 juta ton, 22 juta dilakukan pembayaran, tinggal 10 juta dan world Bank konfirmasi ke pusatnya” ungkap Isran (31/5/2023).
“Jadi yang 10 juta sisanya bukan dibeli dengan nilai bukan 5 dolar tapi 30 dollar per matrix ton, jadi kalau di kali jauh lebih besar jadi 300 juta dollar,” lanjutnya.
Kompensasi positif triliunan rupiah atas penurunan emisi carbon yang berhasil diraih Kaltim saat ini menurut Isran Noor dikarenakan jasa Gubernur Kaltim sebelumnya yakni Awang Faroek Ishak dengan sejumlah program lingkungan yang telah berjalan lama seperti Kaltim Green, Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan serta pengembangan sektor kehutanan.
Isran mengungkapkan, kompensasi tersebut nantinya akan dipotong sekitar 13 persen untuk masuk kas pusat (Kementerian Keuangan dan Kementerian LHK. Namun, Kaltim tetap akan mendapat sebesar 87 persen untuk masuk ke kas daerah. (Ozn)