Persepsinews.com , SAMARINDA – Majelis Kesehatan PW ‘Aisiyah Kalimantan Timur bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI menggelar kegiatan Penggalangan Komitmen dan Orientasi Kader Penguatan peran serta ‘Aisiyah Dalam Pencegahan Prakrik Pemotongan dan Perlukaan Genitalia Perempuan (P2GP) / Sunat Perempuan di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2023” bertempat di UMKT Samarinda.
Program ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari MoU Pimpinan Pusat aisiyah dengan Kemenkes RI. Nantinya akan ada 2 program dalam kegiatan ini, seperti penggalangan komitmen dari lintas sektor terkait dan peningkatan kader yang akan turun kelapangan untuk melakukan edukasi pencegahan sunat perempuan ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur dr. Jaya Mualimin mengatakan, pihaknya sangat mendukung kegiatan ini guna membantu kegiatan advokasi terkait P2GP di daerah.
“Dinkes sangat mendukung upaya kegiatan yang dilaksanakan oleh aisiyah karna memang aisiyah telah diberikan amanat oleh kemkes untuk turut serta membantu kegiatan advokasi terkait P2GP atau Sunat Perempuan” ungkap Jaya.
Menurutnya, digelarnya kegiatan ini menjadi komitmen pemerintah daerah untuk peningkatan kesejahteraan dan perlindungan kesehatan untuk masyarakat.
“Salah satu komitmen dari tugas pemerintah khususnya pemerintah daerah kaltim adalah meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan bagi warga Kalimantan Timur salah satunya terkait kesehatan, masih banyak pr yang belum terselesaikan. Termasuk pemahaman masyarakat yang masih kurang tentang konsep bagaimana kita sehat. Kesehatan ini harus menjadi investasi diri kita sendiri.” jelas dr Jaya.
Kegiatan ini turut dihadiri Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah Koordinator Majelis Kesehatan, Majelis Tabligh dan Ketarjinan Dr Hj. Siti Aisyah, M.Ag, dr Nida Rahmawati MPH Direktur Dirjen Usia Produktif dan Lansia Kemenkes RI, Wakil Ketua Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat Aisyiyah Dra. Chairunnisa, M.Kes, Dinas Pendidikan, serta para Kader.
Terdapat 3 provinsi yang menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan ini, yang pertama di Provinsi Riau, Kalimantan Timur, dan Gorontalo. Provinsi ini dipilih karena menurut data yang ada, angka praktek sunat perempuan di 3 provinsi ini masih tinggi. sehingga perlu dilakukan komitmen pencegahan dalam upaya menurunkan angka praktek sunat perempuan di provinsi tersebut.(AG / ADV Dinas Kesehatan Provinsi Kaltimantan Timur)