spot_img

Memahami Childfree, Apakah Childfree Pilihan Yang Egois ?

Persepsinews.com – Belakang ini mucul fenomena yang ramai dibicarakan netizen dalam platform-platfrom social media. Fenomena tersebut adalah “childfree” dimana pasangan suami istri yang memutuskan untuk tidak mempunyai anak atau keturunan. Di Indonesia sendiri childfree adalah hal yang baru dan masih awam. Oleh karena itu fenomena ini menuai pro dan kontra karena budaya di Indonesia sendiri masih sangat kental yaitu “banyak anak banyak rezeki” dan selalu mucul pertanyaan kepada sepasang suami-istri yang belum mempunyai anak “kapan punya anak?”.

Bagi mereka yang memilih untuk tidak memiliki anak biasanya beranggapan bahwa mempunyai anak adalalah tanggung jawab selamanya, dimana banyak faktor-faktor yang perlu diperhatikan yaitu pertama, faktor biologis dimana sepasang suami-istri memiliki kecacatan atau penyakit kesehatan lainnya sehingga tidak memungkinkan mempunyai anak.

Kedua, faktor psikologis yaitu perlunya kesiapan mental dalam menjadi orang tua dikarenakan menjadi orang tua bukanlah hal mudah. Ketiga, faktor finansial sangat berpengaruh karena pada saat membesarkan anak tentu saja harus mempunyai finansial yang memadai agar kebutuhan anak menjadi tercukupi.

Keempat, faktor pikiran seperti mengapa harus mempunyai anak padahal banyak diluar sana yang menelantarkan anak yang butuh kasih sayang. Kelima, kekhawatiran dalam perkembangan anak biasanya dalam hal ini mereka melihat dari sudut pandang anak yang susah diatur atau dapat dikatakan nakal sehingga adanya kekhawatiran dalam diri mereka saat mendidik anak.

Ada juga mereka yang berpikiran bahwa saat ini populasi penduduk bumi setiap hari semakin meningkat dan hal itu tidak sejalan dengan kesehatan bumi dan ketersediannya tempat tinggal dan pangan oleh karena itu, mereka memilih childfree sebagai solusi dalam mengatasi hal tersebut.

Dalam pengambilan keputusan ini bisa dikatakan personal, akan tetapi kilas balik bahwa hal tersebut berkaitan dengan pernikahan yang dimana melibatkan dua keluarga, sehingga dapat dikatakan bahwa pengambilan keputusan ini harus adanya perundingan antar keluarga.

Jika sepasang suami-istri tidak melakukan hal tersebut biasanya keluarga yang tidak terima akan memberikan penekanan kepada mereka seperti memberikan kritik atau cemoohan yang bersifat meremehkan dan untuk keluarga yang menerima, akan memberi dukungan sehingga sepasang suami-istri tersebut dapat kuat menghadapi isu atau tekanan social dari masyarakat yang kurang setuju fenomena childfree ini.

Bagi mereka yang tidak menerima fenomena childfee ini biasanya dikarenakan adanya prinsip bahwa setiap pernikahan perlu nya mempunyai anak atau keturunan dan juga anggapan mereka terkait masalah finansial membesarkan anak bukanlah hal yang perlu dipermasalahkan karena rezeki anak sudah ada yang ngatur, mereka juga berpikir anak adalah rahmat karunia dari tuhan atau titipan dari tuhan yang perlu dijaga dan dibesarkan dengan baik.

Nah, apakah childfree adalah pilihan yang egois? Tentu saja tidak, yang namanya manusia sudah pasti mempunyai ego dalam diri nya masing-masing, Oleh karena itu, manusia berhak memilih apa yang dia inginkannya dan manusia adalah mahluk yang mempunyai akal sudah pasti dalam menentukan sebuah keputusan biasanya sudah di pikirkan secara matang dan sudah melewati berbagai pertimbangan.

Namun salah satu opini masyarakat yang tidak terima bahwa banyak sepasang suami-istri memilih childfree, ia mengatakan bahwa ia takut jika fenomena ini banyak yang menerima dan banyak pasangan yang menerapkannya maka dunia akan mengalami kepunahan manusia.

Sehingga berdasarkan itu semua, apakah kita menerima atau tidaknya suatu fenomena baru ini yaitu childfree, kembali lagi kepada diri masing-masing, tergantung anda melihatnya dari sudut pandang mana dan pilihan mana yang anda pilih. Tidak usah takut dalam memilih apapun jika menurut anda itu adalah pilihan yang terbaik maka pilihlah.

Anda berhak memilih apapun atas diri anda !

(Tulisan yang diterbitkan telah melalui penyuntingan redaksi tanpa mengurangi maksud pesan penulis. Semua materi tulisan merupakan tanggung jawab penulis).

Penulis : Anita Ashari (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unmul)

Related Articles

Media Sosial

15,000FansLike
10,000FollowersFollow
5,000FollowersFollow
- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru

Berita Populer