Persepsinews.com, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir 2025 akan tetap sesuai target, yakni sebesar Rp 616,2 triliun atau 2,53% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Meski dalam dua bulan pertama tahun ini defisit APBN telah mencapai Rp 31,2 triliun atau 5,1% dari target tahunan, Sri Mulyani memastikan kondisi tersebut masih dalam kendali. Hingga Februari 2025, pemerintah telah menarik utang sebesar Rp 220,1 triliun atau 35,7% dari target yang ditetapkan.
“Bisa saya katakan postur APBN kita tetap sama, defisit APBN didesain dengan 2,53% dari GDP,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (13/3/2025).
Defisit yang terjadi saat ini berbanding terbalik dengan tren tiga tahun sebelumnya, di mana APBN selalu mencatat surplus pada periode yang sama. Pada 2022, surplus APBN mencapai Rp 20 triliun, pada 2023 naik drastis menjadi Rp 132 triliun, dan pada 2024 masih surplus Rp 27 triliun.
Namun, kondisi di awal 2025 menunjukkan perubahan, dengan penerimaan pajak yang turun hingga 30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Beberapa lembaga internasional bahkan memprediksi bahwa defisit APBN tahun ini bisa lebih lebar dari target. Nomura, misalnya, memperkirakan defisit APBN 2025 bisa mencapai 3,4% dari PDB.
Meski begitu, Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah masih dalam jalur yang tepat dan belum ada alasan untuk khawatir secara berlebihan.
“Lapsem saja kita belum terlewat, ojo kesusu, tapi kita pastikan kita jaga postur sesuai UU yang di desain 2,53%,” tegasnya. (Red)