
Persepsinews, Samarinda – Terdapat 5 karakteristik korban kekerasan terhadap perempuan dan anak berdasarkan jenis perkerjaan. Data tersebut dihimpun per 1 Oktober 2022 oleh Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DKP3A Kalimantan Timur.
Dari 5 karakteristik tersebut golongan pelajar masuk dalam tingkat tertinggi dengan presentase sebesar 65 persen.
Kepala DKP3A Kaltim Noryani Sorayalita mengatakan, tingginya tingkat kekerasan oleh pelajar ini memang terjadi di sejumlah kota besar seperti Samarinda dan Balikpapan. Hal itu disebabkan akibat jumlah penduduk yang cukup banyak dengan kawasan heterogen.
“Karna memang jumlah penduduk banyak, kedua lebih heterogen, kalau kekerasan ini jika di akumulasi memang banyak,” tutur Noryani di Kantornya Senin (14/11/2022).
Sementara itu, selain tingkat pelajar kekerasan juga terjadi di kalangan pekerja, tidak bekerja hingga ibu rumah tangga. Dimana, tingkat tidak bekerja menyumbang sekitar 26 persen.
Melihat kondisi ini, Noryani terus berkomitmen menurunkan tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kalimantan Timur.
Upaya itu diwujudkan dengan berkoordinasi dengan stakeholder terkait hingga ke tingkat desa melalui pemberian edukasi dan sosialisasi serta penanganan dari UPTD PPA yang berada di 10 kabupaten dan kota di Kaltim.
“Sebesar atau sekecil apapun namanya kekerasan harus tetap kita minimalkan, kita tetap berikan edukasi ke kabupaten dan kota, kita sudah bersinergi lah pasti kita fasilitasi,” ujarnya. (Ozn/ Adv DKP3A Kaltim)