Persepsinews.com, Samarinda – Anggota Komisi I DPRD Kota Samarinda Joni Sinatra Ginting menilai penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat sebesar Rp 600 ribu bukanlah solusi ditengah kekenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Legislator Fraksi Demokrat itu mengatakan kebutuhan konsumsi BBM masyarakat dalam satu bulan tidak mampu tercukupi hanya dari BLT yang telah disalurkan. Menurut dia, pemerintah pusat diyakini hanya meredam sementara dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat.
“Akhirnya masyarakat kecil lah yang akan lebih merasakan dampaknya lantaran biaya pengeluaran akan semakin bertambah. Jadi itu hanya sebatas meredam masyarakat,” kata Joni.
Apalagi Joni berpandangan, kebijakan BLT sangat tidak tepat mengingat ekonomi masyarakat masih belum stabil usai pandemi Covid–19.
“Kan tidak terlalu terlihat dampaknya bagi kehidupan masyarakat,” terangnya.
Dirinya menegaskan, BLT dalam bentuk apapun bukan solusi yang tepat bagi warga yang ekonominya rendah, malah membuka peluang untuk praktik dugaan korupsi serta penerima yang tidak tepat sasaran yang akan muncul dari program tersebut.
“Kebijakan yang dijalankan kali ini menurut saya tidak populer, sangat tidak memihak pada masyarakat,” tegasnya.
Sebelumnya, pemerintah resmi menetapkan kenaikan harga Kebijakan itu telah berlaku pada Sabtu (3/9/2022). Diketahui harga Pertalite resmi dinaikkan menjadi Rp 10.000 per liter dari Rp 7.650 per liter, harga Solar naik menjadi Rp 6.800 per liter dari Rp 5.150 per liter, dan Pertamax naik menjadi Rp 14.500 per liter dari Rp 12.500 per liter. (Red/Adv)