Persepsinews.com, Samarinda – Pembangunan sarana dan prasarana di Kaltim sangatlah membutuhkan biaya besar. Saat ini, tugas utama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim adalah merealisasikan SMA-SMA yang sampai sekarang belum punya gedung sendiri.
Kasi Kelembagaan dan Sarana Prasarana SMA Disdikbud Kaltim, Mochamad Mursalin menyebutkan bahwa pengadaan gedung SMA 17, SMA 14, dan SMA 16 Samarinda tengah diupayakan. Sebab penyelenggaraan fisik fokusnya pada pembangunan gedung. Kemudian, saat ini juga ada tambahan 1 SMA negeri yang baru terbentuk. Yakni SMA 2 Sandaran, Kutai Timur.
“Nanti pasti akan dibangun fisiknya. Kemudian di Kota Bangun juga ada penambahan. Lalu di Muara Muntai. Namun, karena terkendala dana jadi kami harus pelan-pelan. Kami terbantu dengan adanya dana alokasi khusus (DAK),” ungkap Mursalin.
Pembangunan unit sekolah baru, biasanya membutuhkan minimal Rp 20 miliar. Bahkan bisa melebihi dari itu. Di satu sisi, lokasi lahan juga menjadi suatu kesulitan. Sebab lokasi tersebut bukanlah milik Pemprov Kaltim. Namun milik kabupaten dan kota setempat. Sehingga, jika ada pemerintah kabupaten atau kota yang menghibahkan lahan, barulah pembangunan bisa lebih mudah dilakukan.
“Kemarin yang masih di taraf hibah itu ada di Paser. Di Paser itu nanti ada 2 SMA yang muncul. Yakni di Long Ikis dan Paser Belengkong. Masih dalam pengurusan,” lanjutnya.
Saat ini, pihaknya tak mau mengambil risiko terkait adanya beberapa sekolah yang lahannya belum diserah terimakan ke Pemprov. Sedangkan yang sudah diserah terimakan hanya aset gedung, peralatan, dan tenaga pengajar.
“Jadi kami tidak punya bukti-bukti kepemilikan. Akhirnya kalau sudah ada disomasi, kami ada kebingungan. Harus ke kabupaten kota lagi,” tutupnya. (Gia/Adv)