
Persepsinews, Samarinda – Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DKP3A Kaltim akan terus meningkatkan upaya pencegahan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kalimantan Timur.
Apalagi di tahun 2022 ini sudah ada sekitar lima ratus lebih kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di triwulan ke tiga. Hal ini kedepan menjadi konsen DKP3A untuk menekan angka tersebut, apalagi dengan adanya IKN pertumbuhan penduduk akan mengalami peningkatan dan berpotensi menambah angka kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Kepala DKP3A Kaltim Noryani Sorayalita mengatakan, dalam menghadapi migrasi 2024 di tengah IKN kedepan pihaknya akan menyusun strategi khusus terkait pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
“IKN ini kan terletak di di tiga kota penyangga, secara integral harusnya kita bersama antisipasi, IKN ini program nasional kita sudah koordinasi dengan KPPA, menghadapi migrasi 2024, dalam waktu dekat akan ada rapat koordinasi,” tutur Noryani Kamis (3/11/2022).
Disampaikan Noryani, jelas perpindahan penduduk di IKN akan berpengaruh terhadap tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak. Walau belum ada program khusus, namun secara bersama-sama dengan Kabupaten dan Kota jelang 2024 akan membentuk program khusus sebagai upaya pencegahan.
Menurut Noryani, peningkatan kasus kekerasan tersebut akan terjadi hingga penghujung tahun kedepan. Untuk sementara ini pihaknya bersama stakeholder terkait terus melakukan sosialisasi dan pemahaman terkait bahaya tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Ni potensi meningkat dari 2021 ada 450, sepertinya ini akan meningkat di akhir tahun nanti, diharapkan nanti kedepan kita bisa atasi bersama, dalam hal ini kami perlu bantuan juga untuk edukasi mengurangi tindak kekerasan perempuan dan anak,” jelasnya. (Ozn/ Adv DKP3A Kaltim)