Persepsinews.com, Samarinda – Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) telah memperkenalkan Kurikulum Merdeka. Bakal menjadi kurikulum teranyar yang akan digunakan di semua tingkat satuan pendidikan.
Di Kaltim, sosialisasi mengenai Kurikulum Merdeka juga mulai dilakukan ke kepala sekolah SMA se-Kaltim. Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMA di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Mispoyo menjelaskan bahwa ada beberapa karakteristik yang terkait dengan Kurikulum Merdeka.
Pertama, Ujian Nasional (UN) sudah diganti dengan Ujian Satuan Pendidikan (USP). Sudah 2-3 tahun yang lalu UN telah ditiadakan yang biasanya menjadi penanda sebelum siswa kelas 12 lulus dari SMA. Hadirnya USP diharapkan dapat membuat siswa belajar secara merdeka.
Hadirnya USP disebabkan antara satu sekolah dengan sekolah lainnya berbeda. Pun termasuk guru-guru yang mengajar. Jika distandarkan, tentunya tidak adil. Sederhananya, USP merupakan ujian yang soal-soalnya dibuat oleh guru bersangkutan di sekolah tersebut. Kurang lebih seminggu yang lalu, USP sudah terlaksana di sekolah-sekolah se-Kaltim.
“Seharusnya, guru boleh memberikan ujian seperti apa yang pernah dia kerjakan. Kalau sebelumnya berstandar nasional, sekarang namanya menjadi USP,” jelas Mispoyo belum lama ini.
Sementara itu, Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) juga akan dilaksanakan bagi siswa yang duduk di kelas 11 SMA. AKM disebut bertujuan untuk mengetahui kemampuan literasi dan numerasi siswa. Biasanya, AKM akan digelar pada Agustus.
“Serta untuk mengetahui kepekaan siswa terhadap lingkungan sekitarnya. Literasi dan numerasi itu yang dijadikan alat ukur internasional oleh PISA mengenai mutu pendidikan,” tandas Mispoyo. (Gia/Adv)