
Persepsinewscom, Tanah Grogot – Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Paser, Amir Faisol mengatakan kasus stunting mengalami penurunan selama lima tahun terakhir.
Ia mengatakan berdasarkan hasil survei Pemantauan Status Gizi (PSG) Dinas Kesehatan Paser, tahun 2017 diketahui sebanyak 31,8 persen dari 34.000 anak di Paser mengalami stunting.
“Kamudian pada tahun 2022 pemerintah pusat menekankan agar angka kasus stunting dapat ditekan di bawah 14 persen,” sebutnya.
Menurutnya, kasus di berbagai daerah bergantung situasi prevalensi (kejadian), masih ada yang cukup tinggi, sedang, dan rendah. Namun DP2KBP3A Paser terus berupaya menekan kasus stunting.
“Adapun upaya Pemerintah Kabupaten Paser menekan kasus stunting, dengan membentuk 159 tim pendamping terpadu di setiap desa guna mencegah atau mendeteksi perkembangan anak agar tidak kekurangan gizi,” jelasnya.
Dikemukakannya dari 159 tim tersebut, setiap tim terdiri dari 3 orang di masing-masing desa. Jadi jumlah pendamping dari 139 desa ditambah 5 kelurahan sehingga jumlahnya sebanyak 576 orang pendamping.
“Tim pendamping terdiri dari bidan desa, sub Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKB), dan PKK Desa,” jelasnya. (Red/ Adv DKP3A Kaltim)