Persepsinews.com, Samarinda – Sejak 2020 silam, pemerintah pusat sudah mengarahkan agar SMK bisa menjadi pusat keunggulan. Dari situ, pusat keunggulan bakal disesuaikan dengan potensi wilayah masing-masing.
Kepala Seksi (Kasi) Peserta Didik dan Pembangunan Karakter SMK di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Surasa mengungkapkan bahwa kondisi pasar di Kaltim sangat menarik karena pergerakannya cukup dinamis. Bahkan dari sisi peluang juga cukup terbuka.
“Namun, untuk pengembangan SMK di Kaltim, kami juga perlu sumber daya yang luar biasa signifikan. Tentu kami juga butuh dukungan dari berbagai pihak. SMK tidak bisa diselesaikan oleh Disdikbud Kaltim saja,” beber Surasa saat ditemui baru-baru ini.
Ketika ingin mewujudkan lulusan SMK yang mumpuni, maka diperlukan dukungan dari pihak lainnya. Salah satunya adalah industri. Kendati demikian, jumlah industri di Kaltim cukup berbeda dengan industri yang ada di Pulau Jawa. Dia mencontohkan, di Jawa terdapat beragam industri. Sedangkan di Kaltim, rata-rata pengambil kebijakan sejumlah industri besar ada di luar Kaltim.
“Sebesar apapun SMK, ketika SMK itu tidak terkoneksi dengan industri, susah juga kami menghasilkan alumni yang mumpuni. Jangan sampai menyediakan kebutuhan yang tak sesuai keinginan pasar,” lanjutnya.
Pemprov Kaltim turut memperhatikan apa yang bisa membuat cocok antara koneksi SMK dengan industri. Harus diakui pula bahwa perkembangan lembaga sertifikasi profesi (LSP) di Benua Etam masih terbatas. Ditambahkan Surasa, LSP merupakan wadah untuk memberikan sertifikasi lulusan SMK demi mengetahui kompetensi mereka.
“Harapannya, ke depan lulusan SMK yang melamar kerja bisa menunjukkan kompetensinya dengan sertifikasi. Artinya, upaya pemerintah sekarang mengarah agar SMK jadi pusat keunggulan. Salah satunya dengan menyelaraskan kurikulum dengan industri,” tambah Surasa.
Penyelarasan kurikulum dianggap krusial dan sangat mendasar. Sebab sebuah pembelajaran berbasis di kurikulum. Termasuk dengan para tenaga pengajar. (Gia/Adv)