Persepsinews.com, Samarinda – Tahun 2020 menjadi catatan tersendiri bagi perkembangan perekonomian di Indonesia. Pasalnya sejak pandemi corona menggerus pendapatan yang membuat toko-toko ritel baik yang kecil hingga besar satu per satu mulai berguguran. Bahkan, tak sedikit mengalami kebangkrutan.
Mengutip dari Bussines Insider yang terbit pada 5 Agustus 2020 lalu, terdaftar 27 perusahaan ritel dan restoran telah mengajukan kebangkrutan pada tahun 2020. Seperti PT Schurman Retail Group, Lucky Market dan Earth Fare.
Begitu pun, di Kota Samarinda, satu per satu pasar swalayan modern tersebut tutup. Mendahului Giant di kawasan Perumahan Alaya kini mengikuti jejak Hypermart di Mal Plaza Mulia yang akan tutup pada 7 Februari 2022.
Kendati Hypermart di Plaza Mulia ditutup. Dipastikan Hypermart yang berada di Big Mal Samarinda akan tetap buka untuk melayani konsumen.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Samarinda, Jusmaradhana mengatakan penutupan Hypermart di Plaza Mulia merupakan keputusan dan kebijakan dari pihak management.
“Kami tidak mengintervensi. Ini murni kebijakan internal dari managementnya. Pun Pemerintah belum menerima alasan resmi dari management,” terangnya.
Ditutup Hypermart ini tentu berdampak buruk bagi bagi Pemerintah. Selain berkurangnya tingkat investasi. Tak kalah penting menambah angka pengangguran di Kota Tepian.
Oleh sebab itu, kata Jusmaradhana, pihaknya akan turun ke lapangan untuk mengumpulkan data sebagai bahan evaluasi investasi di Kota Samarinda.
“Kami akan turun untuk mengumpulkan data-data sebagai bahan evaluasi nantinya,” pungkasnya. (Red)