Persepsinews.com, Samarinda – Bentuk kekecewaan masyarakat Kaltim terhadap salah satu perusahaan batu bara yang beroperasi di Benua Etam.
Lantaran, dana Corporate Social Responsibilty (CSR) PT Bayan Resources justru diberikan ke perguruan tinggi di luar Kaltim.
Padahal, Kaltim sendiri masih memerlukan perhatian khusus. Tentunya hal ini sangat mengecewakan dan membuat masyarakat Kaltim geram.
Majelis Organisasi Daerah Nasional (MODN) menggelar aksi di depan kantor DPRD Kaltim dan Dinas ESDM. Pun, mereka akan membentangkan spanduk di Jembatan Mahakam.
“Ini sungguh sangat mencederai masyarakat Kaltim,” tegas Bendahara MODN, Mahfudz Ghozali, Selasa (17/5/2022).
Bahkan, ia membeberkan jika PT Bayan Resources membukukan laba USD 1,26 miliar atau setara Rp 17,64 triliun pada tahun 2021.
Produksinya 40 juta ton batu bara sehingga setiap ton menghasilkan laba bersih Rp 441 ribu.
“CSR-nya untuk masyarakat Kaltim? Bukan itu saja kami mencurigai banyak dana CSR perusahaan yang mengantongi PKP2B lainnya yang menyalurkan CSR ke luar Kaltim.
“Tentu ini tidak menandakan ketidakseriusan dan ketidakberpihakan perusahaan dalam peningkatan SDM Kaltim. Sungguh ironis ketika SDA-nya di eksploitasi secara ganas. Hutan dibabat habis, jalan pun masih banyak yang rusak yang memerlukan bantuan CSR perusahaan,” jelas Mahfudz yang juga menjabat Ketua Himpunan Minerba Indonesia tersebut.
Oleh karena itu, pihaknya mengajukan enak tuntutan. Pertama, agar perusahaan tambang yang memiliki wilayah operasi di Kaltim memberikan CSRnya selain masyarakat Kaltim.
Kedua, transparansi penggunaan dana CSR 30 PKP2B yang ada di Kaltim.
Ketiga, masyarakat Kaltim meminta DPRD Kaltim bekerjasama dengan harmonis bersama Gubernur.
Keempat, mendesak Gubernur memperbaharui Forum CSR kepada masyarakat Kaltim untuk peningkatan SDM Kaltim.
Kelima, mendesak Gubernur dan DPRD segera mungkin merealisasikan Perpres nomor 55 tahun 2022 tentang Pendegelasian Pemberian Perizinan Berusaha di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara dengan membuat Peraturan Batubara.
“Apabila tidak terealisasi maka selaku masyarakat Kaltim akan menutup Sungai Mahakam,” pungkas Mahfudz. (Red)