spot_img

Ratusan Driver Ojek Online Demo di Depan Kantor Gubernur Kaltim, Ini Tuntutan Mereka

Persepsinews.com, Samarinda – Ratusan driver ojek dan taksi online yang tergabung dalam Aliansi Mitra Kaltim Bersatu (AMKB) serta Forum Diskusi Transportasi Online Indonesia (FDTOI) menggelar aksi unjuk rasa damai di depan Kantor Gubernur Kaltim, Senin (20/5/2025). Aksi ini menjadi bagian dari gerakan nasional yang dilakukan secara serentak oleh mitra transportasi online di berbagai daerah di Indonesia.

Massa aksi berkumpul terlebih dahulu di halaman GOR Segiri sebelum melakukan long march menuju titik aksi utama di Jalan Gajah Mada, Samarinda. Mereka datang dengan membawa berbagai spanduk dan poster berisi tuntutan yang ditujukan kepada pemerintah daerah maupun pusat.

Dalam orasinya, para peserta aksi menyuarakan empat tuntutan utama yang dianggap penting demi keberlangsungan profesi mereka. Tuntutan tersebut meliputi:

  1. Kenaikan tarif dasar layanan pengantaran penumpang ojek online roda dua.
  2. Penyesuaian tarif dasar untuk layanan taksi online roda empat.
  3. Regulasi dan penetapan tarif dasar pada layanan pengantaran makanan dan barang roda dua.
  4. Pembentukan undang-undang khusus yang mengatur transportasi online secara nasional.

Menurut koordinator aksi, ketidakjelasan regulasi dan rendahnya tarif dasar membuat para mitra online semakin tertekan. Mereka menilai perlu adanya intervensi langsung dari pemerintah untuk menciptakan iklim kerja yang adil dan berkelanjutan.

“Aksi ini bukan bentuk permusuhan terhadap aplikator, tapi seruan agar pemerintah hadir dan bertindak demi kesejahteraan kami,” ujar salah satu orator aksi.

Aparat keamanan terlihat melakukan pengamanan ketat demi memastikan demonstrasi berlangsung tertib. Hingga berita ini diturunkan, aksi berlangsung kondusif tanpa insiden berarti.

Para driver berharap pemerintah segera merespons tuntutan yang telah mereka sampaikan secara tertulis. Mereka juga meminta agar keluhan yang disuarakan hari ini tidak lagi diabaikan seperti sebelumnya.

“Kami hanya ingin didengar dan diperlakukan adil sebagai mitra, bukan sebagai objek eksploitasi sistem,” ujar koordinator lapangan secara langsung. (Red)

Related Articles

Media Sosial

15,000FansLike
10,000FollowersFollow
5,000FollowersFollow
- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru

Berita Populer