Persepsinews.com – Sudah hampir 2 tahun negara kita Indonesia serta negara lainnya di dunia diterpa pandemi COVID-19. Sudah banyak korban nyawa, tenaga, serta uang yang di serahkan untuk bisa mengendalikan benda “ghaib” ini. Dari situs wikipedia, hingga hari ini sudah tercatat sekitar kurang lebih 217 juta jiwa dengan korban meninggal dunia sekitar 4,51 juta jiwa. Berbagai usaha atau ikhtiar sudah dikerahkan seperti penelitian mengenai vaksin, penerapan protokol kesehatan, sampai kepada PPKM yang tak tahu kapan berakhirnya ini. Namun masih saja ada pihak yang tidak sadar akan perannya yang sebenarnya sangat penting untuk bisa mengendalikan pandemi ini agar berubah menjadi endemi atau bahkan menghilang.
Semua pihak dituntut untuk tahu akan peran masing-masing dalam memerangi virus ini. Seperti halnya permainan game online, para pihak harus tahu peran masing-masing untuk mengalahkan musuh, tentunya tidak hanya tahu peran, tetapi juga harus ada kerjasama yang apik hingga akhirnya suatu ketika musuh kita “defeat”. Hal ini bisa kita aplikasikan dalam kehidupan nyata, kita harus sadar akan peran kita masing-masing dalam mencapai suatu tujuan bersama.
Seluruh warga Indonesia mempunyai peran yang sangat sangat strategis dalam hal memerangi virus ini. Angka kenaikan positif kasus ini ditentukan oleh disiplin atau tidaknya masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Semakin warga disiplin PROKES maka kasus positif akan semakin melandai. Kabar baiknya kasus positif covid di Indonesia menurun setiap harinya belakangan ini, postivity rate harian pun turun dari yang awalnya di atas 16%, hanya menjadi 4,3% perhari ini, dilihat dari situs covid.go.id. Ini berarti, sebagian besar warga Indonesia sudah tahu akan perannya, semoga kedepannya “seluruh” warga Indonesia bisa paham akan perannya masing-masing. Diberlakukannya PPKM juga sangat berpengaruh terhadap penurunan tren kasus positif COVID-19 belakangan ini. Kabar bahagia lainnya adalah angka sembuh selalu lebih tinggi daripada kasus positif sehingga berimbas kepada penurunan kasus aktif setiap harinya. Pada awal bulan Juli kemaren tepatnya tanggal 16 Juli 2021, kasus aktif tercatat 504.915 kasus dan meningkat setiap harinya. Namun pada tanggal 1 Agustus 2021 kasus mingguan menurun untuk pertama kalinya menjadi 535.135 kasus, dan sampai hari ini 30 Agustus 2021 kasus aktif menjadi 203.060 kasus.
Dari paparan di atas kita tahu bahwa peranan masyarakat membawa pengaruh yang sangat besar. Indonesia sempat masuk ke dalam episentrum COVID-19 di Asia. Pada 18 Juli kompas.com melaporkan situasi pandemi Covid-19 di Indonesia disebut sudah melampaui India bahkan pusat baru pandemi virus corona di Asia. Namun hebatnya pada hari ini Indonesia sudah tidak di”labeli” gelar tersebut karena angka positif harian Indonesia lebih rendah daripada Malaysia.
Tentunya prestasi di bidang “Pandemi” di atas bukanlah hanya karena peran masyarakat, pasti juga ada campur tangan yang sangat besar dari para tenaga kesehatan dan pemerintah, seperti yang saya bicarakan di atas tadi perlu adanya “KERJASAMA” yang apik untuk men”defeat”kan benda ghaib yang satu ini.
Tenaga kesehatan mempunya peran yang sangat sentral dalam memerangi pandemi ini. Tenaga kesehatan bertugas untuk men-testing serta merawat para masyarakat yang terinfeksi oleh virus COVID-19. Bahkan, banyak tenaga kesehatan yang juga ikut terinfeksi virus COVID-19 dan yang lebih fatalnya lagi meninggal dalam perperangan melawan virus ini. Tentunya, para tenaga kesehatan sudah berkomitmen sedari awal untuk berperang dengan virus ini, mereka rela meninggalkan keluarga di rumah, rela untuk terpapar, serta rela untuk meluangkan waktunya untuk memerangi virus ini. Kita harus memberikan thanks dan big appreciate untuk para tenaga kesehatan yang masih berperang sampai saat ini. Tidak lupa mari kita berikan doa kepada para tenaga kesehatan yang telah meninggal dunia dalam perang ini agar mereka diterima di sisiNya.
Bukan hanya merawat pasien COVID-19, para tenaga kesehatan juga berperan dalam menyebarkan vaksin kepada masyarakat, apalagi hampir setiap hari ada sekitar 500 ribu dosis vaksin yang harus disuntikkan oleh tenaga kesehatan untuk mengejar angka berharga “Herd Immunity” yang masih stuck di angka 30% sampai hari ini. Dalam hal vaksinasi masyarakat juga punya peran. Masih banyak warga yang kurang edukasi tentang vaksin, sehingga takut untuk divaksin atau lebih parahnya lagi malah menyebarkan informasi hoax tentang vaksinasi. Maka dari itu kita sebagai masyarakat harus berpartisipasi dalam kegiatan vaksinasi, baik ikut dalam vaksinasi ataupun menyebarkan edukasi tentang vaksinasi ke kerabat terdekat, keluarga, teman, atau masyarakat luas yang masih awam tentang vaksinasi. Edukasi yang dilakukan bukan hanya dilakukan via mouth to mouth, tetapi juga dilakukan melalui sosial media masing-masing sehingga edukasi bisa menyentuh banyak pihak.
Akhir kata, dari paparan di atas, bisa kita simpulkan bahwa semua pihak harus menyadari akan perannya masing-masing dalam perperangan melawan COVID-19. Kita semua memiliki peran yang sama pentingnya terlepas dari latar belakang profesi, pendidikan, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan sebagainya. Kita tidak boleh menitikberatkan beban ini kepada para tenaga kesehatan atau pemerintah, tetapi kita harus meng”gendong” beban ini bersama-sama sehingga pada akhirnya kita bisa memenangkan perang ini di suatu hari nanti aamiin.
(Tulisan yang diterbitkan telah melalui penyuntingan redaksi tanpa mengurangi maksud pesan penulis. Semua materi tulisan merupakan tanggung jawab penulis).
Penulis : Ahmad Adha Febrian (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unmul)