Persepsinews, Samarinda – Penanganan stunting terus mendapat perhatian serius oleh Pemerintah Provinsi Kaltim dengan mengalokasikan anggaran atau mengintervensi ke seluruh kabupaten dan Kota.
Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim Sri Wahyuni yang juga Wakil Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kaltim menjelaskan Pemprov Kaltim tahun ini fokus mendukung penurunan dan pencegahan stunting di seluruh kabupaten dan kota di Kaltim.
“Tahun 2024 ini kita sudah alokasikan atau intervensi spesifik kepada kabupaten dan kota. Intervensi ini dalam bentuk kebijakan bantuan keuangan,” kata Sri Wahyuni saat membuka Rembuk Stunting Tingkat Provinsi Kaltim tahun 2024 di Hotel Mercure Samarinda, Selasa (25/6/2024).
“Bantuan keuangan spesifik untuk penanganan stunting,” tegasnya.
Namun untuk tahun 2025 diakuinya, Pemprov Kaltim tidak bisa serta merta mengalokasikan bantuan atau melakukan intervensi spesifik.
“Karena, harus melalui Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD),” tambahnya.
Menurut Sekda, dua kabupaten yang tidak mengusulkan bantuan melalui data SIPD. Yakni, Mahakam Ulu dan Penajam Paser Utara (PPU).
“Ini kita sayangkan. Kami tidak bisa mengintervensi itu. Tanpa adanya input di SIPD. Makanya kita mohon ini diperhatikan,” ungkapnya.
Selain itu, Pemprov Kaltim di tahun 2025 juga mengalokasikan atau memberikan subsidi keuangan belanja dana desa sebagai bagian dari intervensi spesifik kepada kabupaten dan kota.
Sekda menyebut hanya tiga kabupaten yang menginput, yakni Kutai Kartanegara, Kutai Barat dan Kutai Timur.
“Cuma tiga kabupaten ini yang mengambil untuk dana stunting,” jelasnya.
Dia pun meminta perangkat daerah untuk intensif menginformasikan kepada kabupaten dan kota terkait program dan dukungan Pemprov Kaltim dalam penanganan stunting di daerah.
“Yang jelas teman-teman Bappeda Kaltim sudah mensosialisasikan ini semua,” jelasnya.
Atas perhatian dan kebijakan Pemprov Kaltim ini, Sekda Sri berharap kabupaten dan kota untuk segera menindaklanjuti dan menginformasikannya.
“Semua itu ada mekanisme dan aturannya. Tentu sinergi diperlukan,” ungkapnya. (Ozn)