Persepsinews.com, Sangatta – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur (Kutim) mencatatkan penurunan angka stunting pada periode Juni hingga September 2024. Kepala DPPKB Kutai Timur, Achmad Junaidi, mengungkapkan bahwa jumlah kasus stunting yang sebelumnya tercatat 1.801 anak kini turun menjadi 1.748 anak, berkurang sebanyak 53 kasus.
Meski penurunan tersebut terbilang kecil, Junaidi menegaskan bahwa perencanaan untuk menanggulangi stunting tetap mengacu pada angka 29 persen dari jumlah anak yang terdampak.
“Kasus stunting dari tahun lalu tidak mengalami perubahan signifikan, namun kami terus berupaya untuk menurunkan angka ini,” jelasnya, Minggu (29/12/2024).
Selain itu, DPPKB Kutai Timur juga mencatat adanya penurunan signifikan dalam jumlah keluarga berisiko stunting. Berdasarkan data SIGA/Elsimil dan Audit Kasus Stunting (AKS), pada semester II tahun 2023 tercatat ada 19.900 keluarga berisiko stunting. Jumlah tersebut terus menurun, menjadi 15.576 keluarga pada AKS sementara I tahun 2024 dan 12.362 keluarga pada September 2024.
Untuk mempercepat penurunan stunting, DPPKB Kutai Timur terus mengoptimalkan berbagai upaya. Selain memverifikasi dan memvalidasi data keluarga berisiko, pihaknya juga melakukan pendataan langsung dengan jemput bola ke rumah-rumah warga. Program sosialisasi pencegahan stunting dilakukan secara daring maupun luring di media sosial.
Junaidi menekankan pentingnya edukasi mengenai pola asuh sehat dan sanitasi lingkungan yang baik untuk mencegah stunting.
“Pencegahan dimulai dari keluarga berisiko. Kami akan terus memberikan pelatihan, sosialisasi, dan penyuluhan,” tutupnya. (Red)