Persepsinews, Samarinda – Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak DP2PA Samarinda M Firman mengatakan, pada tahun ini seharusnya Kota Samarinda sudah bisa mendapat predikat Nindya Kota Layak Anak (KLA). Hal itu dikarenakan pada tahap verifikasi di kementerian skor KLA untuk Kota Tepian berada diatas 800 lebih.
Namun, melalui verifikasi tiga tahapan yang dilakukan Kementerian PPPA di lapangan Samarinda harus kembali turun ke predikat madya.
“Pada saat verifikasi nya tiga tahapan, administrasi, jadi kita masuk nilainya 800 lebih, kemudian masuk kementerian, pada saat itu kita sudah di predikat nindya dengan skor tujuh ratus delapan, secara administratif kita lolos,” tutur M Firman di Kantornya Senin (28/11/2022).
Penyebab turunnya skor Samarinda lanjut Firman, dikarenakan verifikasi lapangan indikator KLA di Samarinda masih belum menembus skor diatas 701. Sehingga membuat skor Samarinda berada di 658.
“Cuma pas verifikasi lapangan, semua indikator KLA dari sekolah ramah anak dan masjid yang lain kita turun lagi enam ratus lima puluh delapan,” katanya.
Untuk diketahui, kategori Nindya diraih oleh Kota Bontang dengan nilai 767,25 dan Kota Balikpapan dengan nilai 732,00.
Sedangkan Kategori Pratama diraih oleh lima kabupaten yaitu Kabupaten Berau dengan nilai 564,40, Kabupaten Penajam Paser Utara dengan nilai 544,75, Kabupaten Kutai Timur dengan nilai 501,80, Kabupaten Paser dengan nilai 501,80 dan Kabupaten Kutai Barat dengan nilai 500,20.
Terdapat 24 indikator yang mengukur keberhasilan KLA dan dikelompokkan dalam lima klaster. Klaster satu, tentang hak sipil dan kebebasan, Klaster dua, tentang lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, Klaster tiga, tentang kesehatan dasar dan kesejahteraan, Klaster empat, tentang pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan kebudayaan, dan Klaster lima, tentang perlindungan khusus.
Firman berharap, pada 2023 mendatang Samarinda mampu menyusul Bontang dan Balikpapan berada apada predikat Nindya untuk Kota Layak Anak. (Ozn/ Adv DKP3A Kaltim)
