Perspesinews.com, Sangatta – Selain pemenuhan asupan gizi, tingkat pendidikan juga turut memengaruhi peluang anak lahir bertubuh pendek atau stunting. Hal ini menjadi salah satu penyebab kasus stunting di Kutai Timur (Kutim) tinggi.
Kepala Bidang Keluarga Berencana (KB) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim, Mustika mengungkap masyarakat dengan pendidikan rendah cenderung kesulitan dalam memenuhi kebutuhan anak.
“Menurut pengamatan kami di lapangan, rendahnya pendidikan dapat berdampak pada peningkatan stunting,” ujarnya.
Belum lama ini, dirinya sempat menemui keluarga di salah satu wilayah Kutim yang dinilai kurang taraf pendidikannya. Mulai dari pola pikir masyarakat soal pendidikan, hingga pola pengasuhan anak masih minim dikuasai oleh orang tua.
“Nah, kalau pola pikir terhadap pendidikan sudah rendah, akhirnya pola asuh anak juga kurang maksimal, bahkan menyebabkan pernikahan dini,” paparnya.
Pasalnya, jika pola asuh orang tua terhadap anak tidak maksimal, maka kualitas sumber daya manusia (SDM) juga menurun. Kebanyakan hal ini mengakibatkan tingkat kemiskinan tinggi dan berujung pada stunting.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tingkat kemiskinan yang tinggi akan menimbulkan berbagai macam permasalahan sosial.
“Kalau sudah pendidikan rendah, pola asuh anak tidak maksimal. Rata-rata disitu juga tingkat kemiskinan tinggi dan memiliki anak dengan jumlah yang banyak. Alhasil mengakibatkan stunting,” pungkasnya. (Red/ Adv DKP3A Kaltim)