Persepsinews.com – Beberapa waktu ini banyak terjadi beberapa kasus yang menggemparkan di Indonesia. Salah satunya kasus yang menyangkut aparat kepolisian. Belum lama ini juga terdapat dugaan kasus korupsi APBD dan gratifikasi yang dilakukan oleh Gubernur Papua. Hal yang menyita perhatian publik lainnya adalah isu perselingkuhan yang terjadi di kalangan selebriti. Banyak persepsi dari masyarakat yang membuat suatu informasi semakin melebar dan menjadi-jadi. Sehingga fokus permasalahan pun memudar. Dampak yang ditimbulkan oleh isu juga bisa menjadi ancaman bagi yang bersangkutan.
Penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana mengelola suatu isu. Dalam pemaknaannya isu tak selalu negatif. Isu adalah suatu dugaan, yang belum tentu kebenarannya. Mengelola isu dapat menjadi tameng untuk meminimalisir kerugian. Oleh karenanya, penting kita untuk tahu langkah apa saja yang harus kita lakukan dalam mengelola isu.
Isu bisa muncul karena beberapa sebab, seperti adanya rasa ketidakpuasan terhadap suatu hal, perubahan sosial, terjadinya peristiwa dramatis, serta kurang optimalnya kekuatan pemimpin sebagai pimpinan.
Tujuan dari mengelola isu adalah sebagai perlindungan diri, mengurangi resiko, serta untuk menciptakan sebuah kesempatan baik untuk kepentingan pribadi maupun pihak terkait, dalam hal ini adalah perusahaan seperti stakeholder. Kegiatan dalam mengelola isu juga merupakan aktivitas yang berkelanjutan. Dimana kita harus selalu sedia payung sebelum hujan.
Langkah pertama yang diambil dalam mengelola isu adalah, kita harus mengidentifikasi isu tersebut. Tentukan lebih dulu apa yang menjadi isu potensialnya, apa penyebabnya, dan siapa yang menciptakan isu tersebut. Tujuannya adalah untuk memposisikan apa yang harus diprioritaskan dari isu yang mulai muncul.
Setelah mengidentifikasi isu, selanjutnya adalah menganalisa isu tersebut. Analisa situasi menjadi sangat penting dalam proses pengambilan keputusan kedepan. Sebab apa yang menjadi hasil dari analisa akan menjadi dasar dalam proses pengambilan keputusan apa yang harus dilakukan agar isu tersebut tetap pada tempatnya, yang dalam artian tidak membawa kerugian bagi perusahaan/organisasi yang bersangkutan.
Hal yang selanjutnya harus dilakukan adalah merumuskan strategi. Pada dasarnya setiap isu memerlukan sikap yang berbeda-beda, bergantung pada situasi yang dihadapi. Beberapa sikap yang bisa diambil adalah sikap reaktif, dinamis, dan adaptif.
Percepatan arus informasi yang semakin meluas menjadikan kita harus cepat, cermat dan tepat dalam mengambil langkah. Media massa maupun online yang cepat dalam memberikan informasi kepada masyarakat terkadang membuat kita tak payah dalam menyebarluaskan informasi. Kita hanya perlu membuktikan upaya terbaik kita dalam mengelola isu tersebut.
Contohnya pada perusahaan Pizza Hut Indonesia yang sempat diterpa isu penggunaan bahan baku kadaluarsa. Mulanya isu tersebut diawali oleh adanya salah satu media massa yang melakukan investigasi terhadap perusahaan tersebut. Akhirnya Pizza Hut mengambil sikap dengan klarifikasi melalui konten proses pembuatan produk pizza, serta melakukan press release, juga menjalin hubungan baik dengan media.
Setelah mengimplementasikan strategi yang direncanakan dalam mengelola isu, perlu diadakannya evaluasi untuk melihat berhasil atau tidaknya strategi yang dilakukan, serta untuk memberikan gambaran kekurangan dan kelebihannya. Isu adalah suatu hal yang harus segera ditangani. Semakin awal dilakukan tindakan terhadap isu tersebut maka akan semakin mudah dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ditimbulkan oleh isu tersebut. Isu yang menyangkut suatu perusahaan sangat berpengaruh kepada reputasi perusahaan yang bisa saja mendatangkan kondisi krisis. Untuk itu, peran PR (Public Relation) sangat penting dalam menjaga citra dan reputasi perusahaan.
(Tulisan yang diterbitkan telah melalui penyuntingan redaksi tanpa mengurangi maksud pesan penulis. Semua materi tulisan merupakan tanggung jawab penulis).
Penulis : Tri Agustini (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman)