Persepsinews.com, Samarinda – Sekretaris Komisi I DPRD Samarinda, Ahmad Vananzda, menyoroti penutupan Jalan KH Mas Tumenggung yang berhubungan dengan proyek revitalisasi Pasar Pagi. Kebijakan ini memunculkan kekhawatiran terhadap dampak negatif pada aktivitas usaha masyarakat di sekitar jalan tersebut.
Proses pembongkaran dalam proyek revitalisasi Pasar Pagi telah mengakibatkan rekayasa lalu lintas oleh pemerintah kota, termasuk penutupan akses Jalan KH Mas Tumenggung.
Ia menekankan perlunya Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mempertimbangkan nasib pemilik ruko dan warga sekitar dalam setiap keputusan yang diambil.
Menurutnya, masyarakat di sepanjang jalan tersebut tidak hanya tinggal di sana, tetapi juga memiliki keluarga yang bergantung pada akses jalan tersebut untuk kegiatan sehari-hari.
“Penutupan jalan ini dapat berdampak pada perekonomian lokal, terutama bagi pemilik ruko yang memiliki Surat Hak Milik (SHM),” ucapnya, Sabtu (27/1/2024).
Vananzda sapaanya juga menyoroti perlunya melibatkan pemilik ruko dalam proses perencanaan dan pembangunan gedung Pasar Pagi yang baru. Komunikasi awal dan keterlibatan pemilik ruko dalam proses perencanaan dianggap vital untuk menghindari masalah dengan masyarakat setempat.
“Jika komunikasi dan keterlibatan pemilik ruko telah dilakukan sejak setahun yang lalu, maka permasalahan ini tidak akan terjadi,” ujar Vananzda. Ia menambahkan bahwa banyak pemilik ruko adalah penduduk lama, yang telah tinggal lebih dari 50 tahun di lokasi tersebut.
Pentingnya mempertimbangkan kepentingan masyarakat dalam proyek revitalisasi Pasar Pagi ini diungkapkan Vananzda dengan tegas, mengingat tempat tersebut merupakan sumber penghidupan mereka.
Diketahui proyek revitalisasi Pasar Pagi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Samarinda bertujuan untuk mengubah pasar tersebut menjadi pasar modern. Saat ini, proyek tersebut sedang dalam tahap pembongkaran gedung lama. (Lis)
