Persepsinews.com, Samarinda – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim gelar sosialisasi cagar budaya di Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar) pada awal pekan lalu. Kepala Disdikbud Kaltim, Anwar Sanusi yang menghadiri kegiatan itu memaparkan sejumlah hal.
Menurutnya, pelestarian cagar budaya terdiri atas perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya di darat dan air. Melalui sosialisasi yang dilaksanakan pihaknya itu, maka menjadi salah satu bagian dari pemanfaatan cagar budaya. Khususnya demi kepentingan pendidikan.
Anwar menyebut, masyarakat yang termasuk pelajar diharapkan punya rasa cinta dan tumbuh kesadaran untuk melestarikan cagar budaya.
“Terutama dalam pemanfaatan cagar budaya untuk membangun sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, sosial, dan kebudayaan. Maupun untuk pengembangan kepariwisataan,” ungkap Anwar.
Cagar budaya menjadi warisan budaya yang menjadi benda alam maupun hasil karya manusia pada masa lampau. Bentuknya macam-macam. Bisa bangunan, struktur, situs, dan kawasan cagar budaya di mana pun. Mengacu pada data Disdikbud tahun 2022, tercatat ada 663 cagar budaya baik yang sudah ditetapkan maupun belum. Seluruhnya wajib dilestarikan.
“Kaltim sebagai daerah yang memiliki masyarakat heterogen dan beragam suku, pasti punya ragam kekayaan budaya. Kutai sebagai suku asli dengan kerajaan tertua kaya akan aspek sejarah dengan situs, benda-benda cagar budaya,” lanjut Anwar.
Diharapkan melalui sosialisasi ini bisa menjadi jembatan informasi awal untuk para siswa agar mengenal cagar budaya di daerahnya. Sebab pentingnya penanaman nilai sejarah dari benda cagat budaya juga harus diperhayikan dan diteruskan ke generasi selanjutnya. Dari situ, siswa sekolah diharapkan mampu mengenal, mencintai, dan melestarikan cagar budaya.
“Saya harap, siswa bisa menyebarkan informasi yang lebih luas. Baik secara langsung maupun ke lingkungan sekitar. Bisa lewat medsos. Untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap kekayaan budaya bangsa,” tutup Anwar. (Gia/Adv)
